Rekor Baru Covid-19 Dua Hari Berturut-turut

Sumber foto dari Google

Dikutip dari KOMPAS.COM
. Alarm tanda bahaya Covid-19 sudah 'berbunyi' di Jakarta seiring terpecahkannya rekor baru kasus harian pada Jumat (18/6/2021) dan Sabtu (19/6/2021) kemarin.

Rekor pertama kali terpecahkan pada Jumat dengan 4.737 kasus harian. Angka ini jauh 'mengungguli' rekor sebelumnya yang tercipta pada 7 Februari 2021, yakni dengan 4.213 kasus harian.

Sementara rekor terbaru kembali tercatatkan pada Sabtu dengan 4.895 kasus positif harian.

Lonjakan terbaru kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Jakarta ini terjadi usai gelombang libur Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri pada bulan Mei lalu.

Sementara, lonjakan sebelumnya pada bulan Februari terjadi pasca libur Natal dan Tahun Baru 2021.

Ribuan warga terpantau meninggalkan Ibu Kota pada periode liburan tersebut untuk pulang kampung atau sekadar pelesir ke luar kota. Ketika itu lah transmisi Covid-19 terjadi.

Fenomena yang terlihat beberapa minggu terakhir, di mana kasus positif terus merangkak naik, memperlihatkan bahwa masyarakat tidak pernah belajar dari kesalahan yang terjadi sebelumnya.

Padahal, berbagai pihak telah memperingatkan akan potensi terjadinya peningkatan kasus jika mobilitas tidak dibatasi.

Pemerintah bahkan sudah mengeluarkan kebijakan larangan mudik, namun tidak diindahkan. Sejumlah pos penyekatan bahkan dibobol oleh ratusan warga yang nekat pulang kampung kampung.

"Dari sini kami belajar, sebagus apa pun kebijakan yang dibuat apabila tidak diikuti dengan partisipasi aktif dari seluruh masyarakat, maka tidak akan terimplementasi dengan baik untuk memberikan dampak positif," ujar Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito pada Mei lalu.

Penyesalan yang sama ditunjukkan oleh Komandan Lapangan Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, Letkol Laut drg. M. Arifin, yang menyebutkan bahwa Jakarta sedang ada dalam kondisi genting.

"Coba kalau kemarin Lebaran bisa diatur, (jumlah pasien) tidak akan setinggi ini," ujar Arifin, Jumat (18/6/2021).

"Percuma kalau hilir menyembuhkan ribuan pasien, berapapun kita sembuhkan tapi di hulu tidak bisa dikendalikan, masuknya juga ribuan lagi, bahkan yang masuk lebih banyak dari yang keluar. Itu kondisi saat ini".

Saat ini, setidaknya 7.056 orang dirawat di RSDC Wisma Atlet. Padahal pada Mei lalu, jumlah pasien sempat berada di titik rendah, yakni 900 orang.


Asep Indra DF

Penulis Artikel Dan Pejuang Dolar....

Post a Comment

Untuk keritik dan saran nya harap tulis di kolom komentar..!
Terimakasih

Previous Post Next Post